Teruntuk Bunda
Keriput wajah nan tirus
Bersamanya hilang keceriaan
Menatap kosong penuh cacian
Pada keledai hasil asuannya
Hening bukan kebisuan
Di dalamnya seribu mata menatap
Keledai kini bertambah gemuk
Terlepas jerat kendalinya
Tapi, bila saja kau tahu
Ia terpasung menapaki lembah
Bukan padang rumput sedang bersemi
Tak ada rerimbunan ditengah kepanasan
Ketika telapak menginjak aspal
Keledai itu Kehausan dalam kedalaman zamzam
Menunggu mukjizat tak kunjung datang
Dan ia pun masih mengenangmu
Kau yang tak pernah lelah memberinya susu
Wahai bidadari rapuh termakan zaman
Suatu hari ia pasti kembali
Membalas semua yang telah kau berikan
0 penitip luka:
Post a Comment
<< Kembali ke gerbang luka