EMBUN KEHIDUPAN: Bertemu Orang Menyebalkan!

Friday, February 17, 2006

Bertemu Orang Menyebalkan!

Aku sudah berjaga-jaga kalau kata itu diucapkan lagi. Aku geram mendengarnya. "Nggak...." kata itu benar-benar terucap lagi.

Pernahkan Anda menjumpai orang jenis ini. Apapun gagasan yang kita lontarkan akan selalu dibantahnya. Masih mending kalau tidak dipotong ditengah jalan. "Nggak gitu, nggak gini, ....". Menyebalkan!

Aku benar-benar menjumpai orang menyebalkan itu. Ada tiga orang, seingatku. Yang terakhir, aku bertemu dengannya belum lama ini, dia datang bersama kakakku ke tempat kerjaku.

Mulanya kami bertiga terlibat perbincangan santai. Aku bertanya kepada kakakku tentang kabar rumah. Begitu sebaliknya dia tanya tentang kabarku yang lama tak pulang ke Kendal, kampung halamanku. Kemudian aku dikenalkan dengan kawannya di bisnis baru yang tengah digelutinya.

Dia, teman kakakku itu, bertanya tentang kerjaku. Kami kemudian terlibat diskusi tentang media. Dia dulu mantan aktivis mahasiswa waktu kuliah di Jogja.

Sebagai orang yang lebih muda, aku pun menjawab seperlunya. Kupikir dia tahu tentang banyak hal. Tetapi, setiap jawaban yang kuberikan selalu disanggahnya. "Nggak begitu, maksudku....."ucapnya.

Sekali dua kali, aku membiarkannya. Aku tak enak menyanggahnya. Tapi akhirnya aku capek juga. Aku mencoba untuk mengalah untuk mengikuti pandangannya. "Maksud sampeyan bagaimana....," tanyaku ingin tahu apa pendapatnya.

"Oh begitu, jadi......" kataku (berpura-pura) mengiyakan pendapatnya.
"Nggak gitu, ....."ia menimpalinya.

Ah, apa sih mau orang ini. Aku merasa bodoh di depan dia, karena setiap kali ucapanku disanggahnya.

Ah sudahlah barangkali itu sudah menjadi kebiasaannya, lalu buat apa aku jengkel. Toh kejadian seperti ini tak baru kali ini kualami. Dua orang lainnya malah teman di HW. Karena keduanya yuniorku, aku masih berbaik hati menegurnya. "tolong lain kali jangan kayak gitu kalau sedang diskusi ke orang lain. mencobalah mengerti pendapat orang lain, meskipun kita tak setuju, " kataku saat itu.

Tapi karena yang satu ini dia lebih tua dariku, ya kubiarkan saja. Orang tua kok masih kayak anak kecil. Diskusi kok kayak debat kusir. Ah biarkan saja, toh kalau dia terus-terusan seperti itu akan dikucilkan oleh orang lain.

Paginya aku kirim sms ke kakakku. "Temanmu itu kok sableng ya?"
"Ah kau masih perlu belajar lagi untuk menghadapi tipe orang sepertinya"

Benar juga katanya. Sialan!

0 penitip luka:

Post a Comment

<< Kembali ke gerbang luka