Setelah Perpisahan
seri Lomba Blog
Setelah kuucapkan kata perpisahan di bawah temaram matahari di tepi pantai sore itu, kuakan menghapus semua kisah bersamanya. Kenangan sekejap, yang mulanya kukira tak akan banyak meninggalkan kesan. Cerita singkat yang sering dia sebut sebagai petualangan nafsu sesaat. Setelah itu, aku akan benar-benar melupakannya bersama tenggelemnya matahari oleh pantai di tepi jauh sana.
Rupanya, dugaanku meleset. Harus kuakui, justru saat-saat terakhir itulah yang paling berkesan selama aku menjalin hubungan denganya, perempuan yang selintas lalu dalam kegamanganku. Justru di saat aku ingin benar-benar mengakhiri itu, beragam tanya kembali muncul.
"Kenapa harus berakhir?"
"Benarkah aku tak bisa melanjutkannya?"
"Bukankah dia mencintaiku?"
Ah, aku jadi memikirkannya. Kenapa juga aku jadi terbakar cemburu, ketika mendengar satu nama kau sebut yang bakal menggantikanku. Bukankah aku yang sering memintanya untuk membuka hati dengan pria lain.
Kenapa jadi begini. Aku harus realistis, ketika aku tak bisa melanjutkan, sudah berarti pula aku siap kehilangannya, untuk sekarang dan seterusnya. Itu pula yang ingin kukatakan padanya.
"Bukakan pintu hatimu untuk pria lain. Tak usah kau pikirkan aku. Tak usah pula kau berandai suatu saat kita kan disatukan kembali. Biarkan semua mengalir. Yang jelas aku sekarang tak bisa. Dan mungkin ini untuk seterusnya."
Tapi kini kau terlanjur tahu apa yang terjadi padaku. Mungkin saja kau justru senang mengetahui hal ini. Kau senang, jika ternyata aku diam-diam menyukaimu.
Boleh saja kau mulai menangkap keraguanku. Dan itu memang yang sedang terjadi pada diriku. Tapi, harus kukatakan lagi, aku tak berubah pikiran, kita harus akhiri sampai di sini. Aku sudah katakan padamu, kenapa aku tak bisa melanjutkannya. Kurasa kau sudah cukup mengerti.
0 penitip luka:
Post a Comment
<< Kembali ke gerbang luka