Antara ya dan tidak
Aku sebenarnya sudah tak kaget lagi mendengar pengakuannya itu. Hanya saja aku tak menduga bila kata itu akan terucap dari bibirnya yang selama ini lebih banyak tertutup. Dia kukuh sekali mempertahankan perasaannya. Terlalu berhati-hati untuk mengatakan yang sebenarnya.
Sungguh, aku tak berniat menjebakmu. Justru aku ingin agar persoalan ini terselesaikan. Tidak ada lagi kesalahpahaman. Aku melakukan itu kepadamu sama seperti yang kulakukan kepada orang lain.
"Ya sudah, berarti aku salah paham, " ucapnya.
Tidak begitu maksudku. "Kau suka padaku bukan, kalau tidak buat apa kau bersikap seperti itu," tanyamu.
"Sebentar dulu. Bukan masalah suka atau tidak suka. Aku sekarang tak bisa untuk mengatakan ya atau tidak. Siapapun orangnya, siapapun kamu, akan menjadi masalah bagiku. Saat ini aku tak bisa," jawabku.
Aku serba salah harus menjawab bagaimana. Entah apa yang kau tangkap dari jawabanku itu. Penolakan, atau ketidaktegasan. Semoga saja kau tidak memahaminya sebagai penolakan, karena itu pasti akan menyakitkan hatimu. Aku pernah merasakan hal ini. bersambung.....