Selera dan RasaIngin kukatakan pada kalian, jangan berlebihan menilai sesuatu. Bagiku kalian tak istimewa kecuali sebagai seorang teman. Oleh karena itu, jangan menuntut sesuatu apapun dariku, melebihi kadar seorang teman.
Apakah benar aku suka salah satu diantara kalian, mungkin saja. Cuma suka, tak masalahkan. Perasaan ini kukira wajar. Aku memang punya hobi memelototi keindahan, kesempurnaan pada tubuh kalian. Membayangkan apa yang ada dibalik kain tipis itu. Upsss, tidak semua kubayangkan. Hanya bagian-bagian tertentu, hanya orang-orang tertentu yang memenuhi seleraku. Selebihnya tidak, melirikpun aku tak tertarik.
Apakah dengan begitu, aku menyukai salah sekian diantara kalian. Belum tentu. Aku cuma menyukainya untuk teman fantasi. Teman melamun. Kalau berlanjut hingga ke hubungan, pertemuan, percintaan yang sebenarnya, ya tak lebih dari fantasi. Sedari awal perasaan suka ini hanya muncul dari kekaguman ragawi. Bisa berlanjut, dan sangat mungkin sewaktu-waktu akan berakhir.
Cinta, oh sungguh jauh kata itu kumaknai. Suka tak harus cinta. Tapi suka ada kriteria. Ini bisa saja berlanjut menjadi cinta. Sangat mungkin. Bagaimana bila tak ada suka kemudian ke arah cinta? Ehhhm tergantung. Tapi sulit memang. Aku belum bisa mencintai orang yang tak kusukai, orang yang tidak sama dengan seleraku. Tak tau bila dikemudian hari akan berubah.
Apakah aku salah bila aku menyuakai lebih dari satu orang. Sementara sampai sekarang kata cinta itu belum lagi kutemukan setelah seseorang itu berlalu. Ya, aku ingin bersenang-senang, siapa tau akan kutemukan cinta di sana.
Soal teman, tidaklah. Aku tidak berselera bercinta dengan teman, tak juga rekan sprofesi. Tidak menantang. Oleh karena dari awal sudah kuputuskan sebagai teman, maka sudahlah tak mungkin kedekatan itu akan berubah menjadi rasa suka, apalagi cinta.
Barangkali pernyataanku ini menyinggung kalian. Kalian bukan seleraku ....