Maaf Jika Kemenanganku Melukaimu....
"Janganlah dirimu menjadi sesumbar ketika berada di atas. Bersikaplah rendah diri kepada sesamamu. Tahukah kau, dibalik kesuksesanmu ada orang-orang yang tersakiti."
Sesosok yang telah lama hilang dalam hidupku, begitu saja hadir menemuiku semalam sewaktu menerima penghargaan pemenang lomba blog. Dia adalah orang yang pernah membawaku pada puncak kesuksesan meraih juara lomba saat aku masih duduk di bangku sekolah. Dia yang diam-diam bersemayam menjadi guru spiritualku.
Sontak saja, aku tak sanggup menatap orang-orang yang ada di hadapanku. Segera kualihkan pandanganku ke arah sandalku yang mulai lusuh. Aku tak ingin menatap mereka lagi, seraya membusungkan dada, dan berkata "Akulah pemenangnya, terbaik dari yang terpilih".
Inilah yang tidak kuinginkan dalam sebuah pertandingan semacam lomba itu. Siapapun yang menang tiba-tiba saja merasa besar, padahal belum melakukan pekerjaan besar apapun. Dia tidak menyadari, di sebelik kemengannya, ada orang-orang yang menderita, merutuki kekalahan yang tak mereka bayangkan sebelumnya.
Kepada pihak yang telah memberiku penghargaan, aku sampaikan terima kasih karena telah memilihku. Terima kasih juga kusampaikan kepada yang telah mengajariku menemukan kedalaman kata. Darimulah aku menemukan kedamaian kata-kataku kini. Kusadari ini masih jauh tertinggal dari pencapaianmu.
Kepada guru spiritualku yang mengingatkan ketika hati ini hendak tak mensyukuri atas kemenangan ini, terima kasih karena kehadiranmu meredam amarahku ketika mengetahui souvenir yang kuletakkan di kursi peserta raib entah digasak dedemit mana. Semoga dia bisa menerima atas kekalahannya, dan dibukakan hati, bahwa ini hanya permainan!
Setelah pertemuan semalam, aku akan menghilang. Perjumpaan itu adalah yang pertama dan terakhir kalinya. Aku akan menetap di sini, bercerita dengan siapapun yang singgah ke rumah ini, dari kamar gelap yang kututup rapat tanpa seorang pun tahu apa yang kulakukan. Bila haus, silakan ambil sendiri air minum di dapur. Anggap saja rumah ini sebagai rumah kalian. Maaf jika aku sebagai tuan rumah tak bisa melayani kalian.
13 penitip luka:
Hallo mas...
Ini YOKO.
Beneran, souvenirnya ilang? Ya udah.. nanti kita ganti deh.
Kemana harus saya kirim ?
regards,
yoko@telkom.co.id
5:33 AM
Hah ilang?
Mungkinkah dicomot oleh seseorang yg terluka?
:))
7:40 AM
mas Yoko:
aduh jadi ketahuan deh kalo souvenirnya ilang. ahh jadi maluuuu... alamat, sudah saya kirim ke email anda. thanks.
Aswad:
nggak tau juga. yang jelas, tas itu saya tinggal di bawah kursi ketika maju menerima hadiah. pas baliknya, eh nggak ada. saya tunggu sampai semua peserta bubar, juga nggak ada. saya jadi berpikir, mungkin saja ada yang tidak menyukai kemenangan saya.
selamat juga, anda juga dapat hadiah jam, he222. saya add blog anda di sini, bolehkan?
5:57 PM
'na'nya juga ilang looooo...
keme'na'ngannya jadi g valid deh ;)
smoga si 'na' cepet ketemu...
amin
12:23 AM
'na' itu apaan sih
apa urusannya dengan kemenangan, kok ga valid?
sori agak kuper
4:50 AM
Maksudnya BunSal mungkin karena judulnya "kemenganku", kurang 'na', harusnya "kemenanganku" begitu.. :)
cerita2 di blog ini jadi bikin saya terdiam.. *halah*
hehehe.. selamat ya
8:57 PM
hoho ternyata itu. makasih Fan atas koreksinya.
kemarin aku sudah siram itu bunga:) heee
12:34 AM
Hai, Dik!
Congrats yaa udah menang lomba blog!
Habis ini mo ngelembur baca blog-mu ahhh... pas banget lagi nulis bab2 sedih jg niy, hehehe.
8:17 AM
makasih mbak...
ah bisa aja, masak sampai dilembur sich:)
7:52 PM
so sad..bukankah luka hrs diobati, tdk dibiarkan aja, atau malah digores lagi ? knp hanya berbagi luka ? knp tdk berbagi kegembiraan juga ?
maaf terlalu banyak komen, tp muncul gitu aja waktu baca blog ini ;p
salam kenal, selamat juga atas kemenangannya, sayang ya souvenirnya ilang, tp dah mo diganti tuh kayaknya :)
klo sudi mampir kesini : http://serambi-hati.blogspot.com
5:16 PM
orang tak sering belajar dari kesedihan, ia tak belajar dari kesalahan dirinya maupun orang lain... benar, kesedihan tak untuk diratapi. blog ini justru untuk mengingatkan agar pembaca tidak terjebak dalam kesedihan...
oke, lain waktu saya (mungkin) akan bercerita tentang kebahagiaan (di blog ini)
5:59 PM
:) selamat selamat ya mas.
keep writing, walaupun yang ditulis kesedihan. kenapa engga?
Buktinya walaupun yang ditulis kesedihan kok bisa menang.
7:14 PM
apa itu luka?
barangkali, seperti koreng di kaki ismanto yang jatuh gara-gara mabuk semalaman. tapi, jangan-jangan, seperti kita membuka sleting celana dan kita sadar ada segaris bekas yang tak bisa dihapus.
luka itu seperti kopi: kepahitan yang membuat kita selalu terjaga!
terjaga mengawasi indonebia ;)
10:07 PM
Post a Comment
<< Kembali ke gerbang luka