
"Janganlah dirimu menjadi sesumbar ketika berada di atas. Bersikaplah rendah diri kepada sesamamu. Tahukah kau, dibalik kesuksesanmu ada orang-orang yang tersakiti."
Sesosok yang telah lama hilang dalam hidupku, begitu saja hadir menemuiku semalam sewaktu menerima penghargaan
pemenang lomba blog. Dia adalah orang yang pernah membawaku pada puncak kesuksesan meraih juara lomba saat aku masih duduk di bangku sekolah. Dia yang diam-diam bersemayam menjadi guru spiritualku.
Sontak saja, aku tak sanggup menatap orang-orang yang ada di hadapanku. Segera kualihkan pandanganku ke arah sandalku yang mulai lusuh. Aku tak ingin menatap mereka lagi, seraya membusungkan dada, dan berkata "Akulah pemenangnya, terbaik dari yang terpilih".
Inilah yang tidak kuinginkan dalam sebuah pertandingan semacam lomba itu. Siapapun yang menang tiba-tiba saja merasa besar, padahal belum melakukan pekerjaan besar apapun. Dia tidak menyadari, di sebelik kemengannya, ada orang-orang yang menderita, merutuki kekalahan yang tak mereka bayangkan sebelumnya.
Kepada pihak yang telah memberiku penghargaan, aku sampaikan terima kasih karena telah memilihku. Terima kasih juga kusampaikan kepada yang telah mengajariku menemukan kedalaman kata. Darimulah aku menemukan kedamaian kata-kataku kini. Kusadari ini masih jauh tertinggal dari pencapaianmu.
Kepada guru spiritualku yang mengingatkan ketika hati ini hendak tak mensyukuri atas kemenangan ini, terima kasih karena kehadiranmu meredam amarahku ketika mengetahui souvenir yang kuletakkan di kursi peserta raib entah digasak dedemit mana. Semoga dia bisa menerima atas kekalahannya, dan dibukakan hati, bahwa ini hanya permainan!
Setelah pertemuan semalam, aku akan menghilang. Perjumpaan itu adalah yang pertama dan terakhir kalinya. Aku akan menetap di sini, bercerita dengan siapapun yang singgah ke rumah ini, dari kamar gelap yang kututup rapat tanpa seorang pun tahu apa yang kulakukan. Bila haus, silakan ambil sendiri air minum di dapur. Anggap saja rumah ini sebagai rumah kalian. Maaf jika aku sebagai tuan rumah tak bisa melayani kalian.
Lanjutkan luka ....!